About Me

Kamis, 09 September 2010

Feeling Just a Small Stuff

Seandainya aku boleh merasa-rasakan, perasaan manusia itu ternyata gampang sekali dipengaruhi.Lho koq gitu?????
Aku juga enggak tau..... Anyway... aku pengen cerita tentang apa yang baru saja kurasakan....
Oke...aku barusan nonton tipi bareng ma keluarga... kebetulan lagi pada kumpul2 bareng di depan tipi.Dan acara yang kami tonton adalah sinetron...
Jujur aja.. aku memang agak anti dengan yang namanya sinetron... apalagi sinetron yang kesannya terlalu dibuat-buat jalan ceritanya.Karna sikapku yang agak antipati itu, aku ga begitu konsen ma jalan cerita di sinetron ini...Aku malah asyik tenggelam dalam duniaku sendiri.. apa itu? ya.. aku asyik mengamati alias "menonton" reaksi orang-orang yang sedang menonton sinetron.... kata "menonton" sengaja kuberi tanda kutip karna maknanya bukan makna sebenarnya...aku mendengarkan dengan sungguh tiap komentar2 yang muncul dari mulut orang-orang beserta intonasi dan kemungkinan emosi yang melatari tiap komentar mereka.....dan yang buat aku heran... begitu mudahnya perasaan manusia itu dikendalikan oleh potongan2 gambar yang bergerak ratusan gambar per menit (alias film)
ternyata perasaan manusia itu gampang dikendalikan.....
PERASAAN MANUSIA ITU GAMPANG DIKENDALIKANada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami statemen ini:1)Segala yang mempengaruhi manusia tergantung dari apa yang ditangkap oleh indra2 input dalam tubuh manusia (mata, hidung, telinga, peraba)2)Bagaimana manusia memfilter itu3)Bagaimana manusia mengolah input2 itu.....4)Pengalaman2 manusia sebelumnya dan kerinduan serta kebutuhan yang dimiliki oleh manusia juga mempengaruhi proses pengolahan5)Munculah perasaan yang menjadi reaksi spontan atas segala yang masuk dalam dirinya...
Perasaan... (dengan segala macam jenisnya)adalah sebuah reaksi spontan dari diri manusia yang sebenarnya lebih sering muncul secara tiba2 dan tidak disadari oleh manusia.Biasanya perasaan ini mempengaruhi segala output dari diri manusia (sikap orang ke lingkungan, perkataan yang dikeluarkan, dsb)
Nah kalau perasaan manusia itu mudah dipengaruhi? apa jadinya bila manusia itu selalu tergantung pada perasaan dan tidak pernah mengontrol pengaruh perasaan itu....
Mengapa tidak kita ciptakan saja perasaan-perasaan yang kita inginkan.....
Apa yang dicari tiap manusia adalah kebahagiaan....tapi, apakah kebahagiaan itu adalah sebuah perasaan??????
kebanyaakan orang mungkin meyakini bahwa itu adalah perasaan....kalo aku?????? I ONO (I don't know)
aku bilang seperti itu karna aku sendiri belum paham.... seandainya aku dipaksa mendefinisikan... aku paling akan lebih parah dari sekedar orang buta,bisu,dan tuli... karna aku memang tidak tahu...
kalo memang tidak ada orang yang bisa mendefinisikan secara sempurna, mengapa tiap orang mencarinya... kebahagiaan lebih dari sekedar rasa nyaman dan damai, lebih dari sekedar rasa senang dan happy-happy, lebih dari sekedar ketawa-ketiwi, lebih dari sekedar menangis terharu... bla..bla... blaa... pfawyurhpjqa8w3y4upr5374u82wy4335588eyr30r2u39urjeia(*#HR#
kalo manusia memang mengejar kebahagiaan, kenapa kq kerap kali kita terbaring nyaman dalam buaian timang-timang perasaan-perasaan kita....
INGATTTT......!!!!!!!
perasaan hanyalah sekedar reaksi spontan dari dalam hati kita atas input2 yang kita terima ....
di antara penangkapan input-input dan munculnya perasaan-perasaan ada beberapa tahap yang seringkali tidak disadari....
jadi bila muncul perasaan, mungkin ada baiknya jangan langsung ambil sikap apalagi sebuah keputusan penting....
mungkin ada baiknya bila kita mereview dulu proses2 input data ke dalam kehidupan kita hingga sampai pada tahap munculnya perasaan itu...
Kita perhatikan juga apa-apa yang melatari munculnya perasaan....
REMEMber...
our FEELING is Just the one of small stuff in our life..... so don't bother it...
^_^
CAio..Ndes Zedeng

Jumat, 03 September 2010

Kehidupan

Dalam cengkerama dengan dunia
aku bertanya:
Siapakah Engkau sebenarnya?
Kapan Engkau tercipta?
Engkau apa?
Mengapa Engkau bulat?
Dari mana Engkau berasal?
Hanya "mungkin" yang merasuki tiap jawaban


Dalam cengkerama dengan sesama
aku bertanya:
Siapa dirimu sebenarnya?
Kapan dirimu tercipta?
Dirimu apa?
Mengapa dirimu seperti itu bentuknya?
Dari mana dirimu berasal?
Hanya "mungkin" yang menggarami tiap jawaban

Dalam cengkerama dengan sahaya
aku bertanya:
Siapa Sahaya sebenarnya?
Kapan Sahaya tercipta?
Sahaya apa?
Mengapa Sahaya seperti itu bentuknya?
Dari mana Sahaya berasal?
Hanya "mungkin" Sang Tiran tunggal dunia jawaban?

Hanya "mungkin" yang menjadi jawaban yang paling mungkin dari segala kemungkinan

Bagaimana aku menggulingkan tirani ini?

Mungkinkah kenyataan hanya album kompilasi dunia mungkin
dengan jutaan track list yang mungkin muat dalam list-nya?