Balon udaraku telah siap mengudara
namun tambangnya masih tertambat erat.
dan aku enggan untuk kembali memijakkan tanah,
mencari sebilah pisau atau gunting
karna aku sudah terlalu berhasrat menggapai senyawa-senyawa di ujung cakrawala.
sementara manusia-manusia yang kucintai enggan pula melepaskan simpulnya, karna mereka masih butuh untuk kuajari berdiri.
Jauh di atas kepalaku, sinar matahari terjebak hukum alam dan menerima takdirnya untuk berevolusi menjadi senja.
Sedangkan aku, kini, bergeming di antara langit dan bumi
antara mimpi dan kenyataan
antara cinta dan kehilangan
seperti buih dalam ember cucian.
(andai diberi satu permintaan, akan kutukarkan bahasa manusiaku dengan bahasa alam semesta)
skip to main |
skip to sidebar
About Me
Ketika suaraku hanya abu di antara bilah-bilah kayu
Blog Archive
Labels
- Ajar Urip (15)
- Artikel Lepas (1)
- Ngayal (1)
- Panggilan hidup (3)
- Poems (10)
- Solilokui (3)
- Tujuan hidup (2)
0 komentar:
Posting Komentar