5 jan 2010
14.02
Tadi aku membaca Kisah Para Rasul 7: 17-37
Aku sengaja membaca lebih dari perikop yan gmestinya kubaca. Bukan karna sengaja sih sebenarnya. Memang akunya saja yang bacanya ngloyor… hehehehe…. ^_^
Ada beberapa hal yang membuat aku tertarik:
PERTAMA: pada ayat yang menceritakan bahwa umat Israel merasa senang telah membuat patung lembu tuangan sebagai sesembahan mereka. Dari sini aku disadarkan bahwa:
a.Manusia itu selalu mbangga akan apa yang ia ciptakan bila ciptaan itu adalah hasil karyanya sendiri. Termasuk diriku. Aku merasa bangga bila telah mengkreasi sesuatu, entah itu benda atau acara. Sebisa mungkin aku harus mengabadikannya karna aku percaya bahwa tiap hasil karya selalu merupakan representasi dari pembuatnya.
b.Meskipun Tuhan, bila ditelusuri ke akar2nya, adalah lahir dari budaya sekelompok orang tertentu, Tuhan bukanlah ciptaan manusia, reka-reka dari manusia. Dalam imanku dan aku meyakini itu, Tuhan justru adalah daya Ilahi yang menciptakan manusia dan selalu mengatasi manusia. Bukan hanya manusia tapi juga jagad raya ini. Entah apa maunya daya ini???!!! Ia diyakini sebagai Sang Maha Baik. Maka, tindakan-tindakan ciptaan yang tidak baik tidak/ bukanlah karya tangan Allah. Meski demikian, aku juga menyadari bahwa secara manusiawi batasan-batasan tentang sesuatu yang baik masih belum jelas.
KEDUA: setelah mencermati kisah panggilan Musa, aku mendapatkan pengertian2 tentang makna “dipanggi”. “Dipanggil” berarti tidak “menerima” keadaan/ situasi yang kita hadapi secara pasif. Orang yang dipanggil dituntuk untuk melakukan kegiatan aktif, yaitu menjawab panggilan. Pada orang yang merasa “dipanggil” selalu ada dorongan yang menggetarkan hati dan memunculkan kehendak2 untuk melakukan sesuatu entah itu perubahan, pembelaan, dll. Dalam kisah panggilan Musa, Musa terdorong untuk peduli pada nasib bangsanya (Israel) di tanah Mesir. Dorongan/ panggilan batinnya termanifestasi dalam tindakan untuk membebaskan orang Israel dari tanah Mesir.dengan istilah lain, Musa peduli pada keselamatan orang Israel. Maka, pilihan tindakan2 Musa selalu menghamba pada kehendak2 Musa yang merupakan manifestasi dari panggilan hati Musa.
KETIGA: ada peneguhan dari pihak Tuhan bila dorongan dari dalam hati itu merupakan kehendak Tuhan. Selalu Immanuel (artinya: Allah menyertai) bila Allah menghendaki segala sesuatunya terjadi melalui diri kita. Yang perlu dilatih oleh manusia adalah kepekaan batinnya untuk merasakan penguatan itu ada dalam hati atau tidak. Aku sendiri saat ini sedang tidak mengerti apakah imamat merupakan jalan yang tepat bagiku untuk menjalani panggilan Tuhan, mencari jati diriku.
Mungkin terlihat bodoh. Namun, faktanya aku sedang bertaruh dengan Tuhan. Aku bilang, “Tuhan, bila sampai akhir semester ini aku tetap tidak mengerti/ tidak tahu secara jelas apa motivasiku menjadi imam, itu berarti merupakan pertanda bahwa jalan imamat bukanlah jalan yang tepat untuk menanggapi panggilan Tuhan atau pencarian jatidiriku. Tuhan, jika memang Engkau menghendakMeni aku berada di jalan imamat, berikanlah aku petunjukmu agar aku mengetahui motivasiku. Jika Engkau menganggap aku keliru dalam cara2 ku untuk mencari/ menemukan motivasiku berikanlah aku pelita dan peta karena aku ini orang bebal dan bodooh. Di hadapan-Mu, otakku tidaklah lebih besar dari kutu daun dan perasaanku juga tidak sehalus segala yang yang paling kasar di dunia. Tuhan, Engkau mengetahui aku. Bahkan, sebelum aku lahir, Engkau sudah tahu aku akan eek dan pipis di mana dan kapan saja.”
Tuhan aku selalu membutuhkan-Mu sebagai pelita bagi hidupku dan tongkat yang menopang perjalanan hidupku. Maafkan aku, apabila bebal dan tumpulnya hatiku ini terlampau parah. Hanya satu yang kumau saat ini, Tuhan, yaitu: semakin mengenalimu sebagai Allahku dan rekan setia perjalanan hidup ini.
EMPAT: panggilan hidup selau ada dalam nuansa percaya dan tidak percaya. Maksudnya, panggilan hidup tiap manusia berbeda-beda. Tiap manusia memiliki kepercayaan masing-masing akan misi yang diyakininya sebagai panggilan hidupnya.
Aku sendiri masih mengalami krisis akan panggilan hidupku. Aku hanya meyakini visi yang pernah kudefinisikan dulu sebagai panggilan hidupku. Aku jg meyakini poin2 refleksi selama ini sebagai nilai2 yang patut kuperjuangkan. Hanya itulah yang kuperjuangkan dalam hiduku sebgai sesuatu yang mendasari hidupku. Terus-menerus dan tanpa henti, aku mencari pembenaran2 akan apa yang kupercayai dan apa yang kuyakini sebgai sesuatu yang benar. Bagiku, itulah salah satu bentuk perjuangan hidup, yakni mencari pembenaran2 akan apa yang kupercayai.
15.12
skip to main |
skip to sidebar
About Me
Ketika suaraku hanya abu di antara bilah-bilah kayu
Selasa, 05 Januari 2010
Labels
- Ajar Urip (15)
- Artikel Lepas (1)
- Ngayal (1)
- Panggilan hidup (3)
- Poems (10)
- Solilokui (3)
- Tujuan hidup (2)
0 komentar:
Posting Komentar